Sunday, 26 April 2015

Detektif Conan, Meningkatkan Kemampuan Analisis



Halo Readers....

Detektif Conan adalah komik genre kriminal misteri karya Aoyama Gosho. Meskipun nggak meneliti biografi Aoyama Gosho secara keseluruhan, namun menurut kasus-kasus dan nama sebagian tokoh di komik ini, sangat kelihatan bahwa penulisnya adalah penggemar Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes) dan Agatha Christie.

Meskipun novel dan komik misteri sudah banyak muncul sebelum Detektif Conan (a.k.a Shinichi Kudo), plot yang unik dan kasus yang sederhana namun menarik, menjadi salah satu daya tarik yang tidak terelakkan. Sebelum Detektif Conan, ada juga detektif Kindaichi. Namun sekali lagi komik ini belum bisa selaris detektif Conan. Detektif Conan cukup mendunia dan telah diterjemahkan baik komik maupun serial dan filmnya ke berbagai bahasa. Bayangkan Detektif Conan selaris itu....... (kapan ya novelku bisa selaris itu?).

Kalau Anda adalah pemula dan benar-benar maniak misteri seperti saya, Anda belum afdhal kalau belum baca Serial Detektif Ini. Aku sendiri mengoleksi komiknya mulai dari volume 1 sampai volume 83. Dijamin otak-otak yang laload diajak bereksplorasi. Kasusnya sederhana saja, tidak terlalu panjang, kadang menggunakan kode angka dan kanji. Sangat cocok untuk mengasah kemampuan analisis Anda.

Kita diajak untuk menganalisis kasus pembunuhan (kecuali kasus Kaito Kid dan beberapa kasus sederhana), biasanya terjadi di suatu ruangan, biasanya juga di tempat terbuka. Setelah itu kita diarahkan untuk menganalisis tersangka, biasanya ada tiga tersangka utama. Ketiganya biasanya sama-sama punya dendam terhadap korban, tapi latar belakangnya berbeda-beda. Biasanya penulis juga akan menyiratkan berbagai petunjuk. Nah, disinilah saatnya kita menganalisis, siapa sih pelakunya. Dulu, waktu masih awal-awal baca Conan, aku sering meleset. Tapi sekarang rata-rata instingku benar. Maka terbuktilah pribahasa "Ala bisa karena biasa".

Sedih banget belakangan orang banyak yang bilang bahwa detektif Conan pemicu kekerasan anak. Meskipun memang sungguh disayangkan, memang ada kasus yang melibatkan anak membunuh temannya sendiri dengan menggunakan salah satu ilustrasi kasus Conan. Yah, disetiap karya yang melahirkan kelebihan luar biasa, pasti akan muncul juga yang namanya kekurangan.

Sekedar solusi alternatif aja sih, bagi orang tua, untuk mengawasi si kecil ketika menonton dan membaca ini. Aku sendiri baca dan nonton Conan dari masih SD, dan sejauh ini aku tidak pernah ada niat untuk mempraktikkan pembunuhan seperti itu, Karena di setiap episodenya selalu ada kesimpulan bahwa perbuatan itu tidak baik.

Meskipun sebagai seorang mahasiswi yang kuliah di pendidikan, aku tahu betul bahwa kebanyakan anak-anak lebih menyerap karakter buruk daripada karakter baik dalam film maupun bacaan. Tapi aku optimis, dengan bimbingan yang benar, anak-anak dapat menjadi orang yang lebih berkemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah. Anak juga dapat belajar yang mana hal baik dan hal buruk.

See you next time! Semoga bermanfaat.


Saturday, 25 April 2015

Lomba Blog: #SetahunDream, Menyentuh Kalangan Ilmuwan Muda

Halo Dreamers.....

Apakah Anda masih pemimpi? Jika ya, mari kita bermimpi bersama-sama. Bukannya hal besar selalu dimulai dari mimpi? Itulah kata-kata orang-orang yang sukses.

Saya baru berkenalan dengan http://www.dream.co.id/ kurang lebih tiga hari. Yah, kalau ada yang bilang 50 hari itu bayi, kalau tiga hari apa ya namanya? bayi banget? Mungkin juga sih. Perkenalannya pun tidak sengaja, Waktu itu lagi asyik browsing tentang blogger  Australia yang menipu dunia.

Akhirnya saya memutuskan untuk membaca website ini. Dan saya cukup suka cara menghimpun beritanya. Meskipun bergenre Islami, tetapi berita yang dimuat tidak melulu tentang Islam. Jadi, saya kenalkan juga ke teman-teman saya buat baca (mereka kebanyakan non-muslim).  Mereka rupanya suka. Tidak seperti di Jakarta atau kota besar lainnya, di Palu belum banyak yang menyadari internet tidak hanya soal facebook dan twitter, paling mentok bisnis online. Bahwa banyak sekali sumber berita yang menginspirasi di website-website seperti dreamer ini.

Sebut saja Kristin, teman saya ini sangat suka rubrik http://www.dream.co.id/tag/sains/ . Dia cewek penggemar sains, lulusan terbaik universitas kami, jurusan Farmasi. Sepanjang hidupnya di kampus, dia lebih banyak menghabiskan di lab daripada dunia nyata. Salah satu artikel http://www.dream.co.id/your-story/mukjizat-alquran-dua-lautan-ini-tidak-saling-bercampur-150412b.html yang saya tunjukan di website dream, membuatnya kini menjadikan Al-Qur'an sebagai rujukan dan referensi keilmuwan. Dia juga mengaku sangat tertolong, karena tidak perlu membuka banyak website untuk melihat informasi. Sekarang dia juga penggemar Sains Dream.

Terima kasih Dream, telah menyentuh teman saya ini. Saya baru 7 hari jadi blogger, jadi secara teknis saya harus lebih banyak belajar lagi. Terus kembangkan sayapmu Dream.


Friday, 24 April 2015

Apakah Zona Pertemanan Lebih Baik?



Helo Readers.....
Kemarin nggak posting apa-apa jadi saya sempatkan lihat blog dan mulai menulis lagi. Yah, nulis juga kadang-kadang mirip iman. Semangatnya ada, cuma naik-turun. gitu deh!

Hanya ingin mengupas sedikit fenomena tentang pertemanan pria-wanita. Dua makhluk kutub utara selatan. Apakah mungkin seorang laki-laki normal bersahabat akrab dengan wanita normal. Apakah mungkin diantara keduanya atau salah satunya merasakan getaran aneh? Ummmm..... You gonna be fucking kidding me.....

Persahabatan cowok-cewek kadang seperti gelas kaca dan orang yang ingin minum. Mengapa? Gelas kaca itu hanyalah salah satu fasilitas untuk orang yang ingin minum air. Selebihnya Anda bisa minum dari botol atau gelas pelastik atau mungkin dengan bambu.

Orang bisa bersahabat dengan siapa saja. tua dengan tua, muda dengan muda, anak dan remaja, umur sebaya, sejenis, beda jenis. Mengapa orang bersahabat? Karena mereka ingin aman. Ingin ada yang mendengar. Ingin bersosialisasi. Ingin punya orang berbagi yang tidak dapat ia bagi dengan kekasihnya.

Dan bagaimana dengan boy friend dan boyfriend. Bagaimana juga girl friend dan girlfriend. Kita tahu bersama kalau sahabat laki-laki bahasa inggrisnya boy friend. Terus pacar juga bahasa inggrisnya boyfriend. Begitupun dengan girlfriend.

Ini personal opinion saja, yang terjadi adalah itu terdengar sama. Memang pertemanan pria-wanita sangatlah komplex. Lawan jenis memang cenderung dapat memberi jurus jitu dibanding yang sejenis. Mungkin sih pengaruh hormon. kutubnya udah beda, sudah pasti lebih nyambung. 

Saya ceritakan sedikit kisah tentang pertemanan. Terserah Anda menafsirkan ini kisah siapa. Saya membebaskan pembaca saya agar sepenuhnya menggunakan imajinasinya.

Ada dua orang yang saling berteman. Tidak juga bisa dibilang akrab, si cowok sukanya meledek si cewek, tapi mereka berkawan baik. Mereka merantau ke sebuah kota asing, dimana beberapa teman yang sedaerah mereka juga kesana untuk sekolah.

Si cowok adalah manusia dangkal, tidak peka, manja, dan kekanak-kanakan. Tubuhnya sangat kecil, kita ia berjumpa dengan si cewek, waktu itu mereka masih SMP. Nggak seperti anak zaman sekarang, kalau zaman dulu tuh SMP tu ingusan banget. Si cewek juga sama. Tempo itu, jangankan sinyal, getaran setan pun nggak ada. Saat itu zona pertemanan benar-benar murni dan menyenangkan. Jadi pengen kembali ke masa itu (emangnya ini ceritaku yah?).

Beranjak SMA, umm... mereka mulai puberitas. Si cewek mulai lirik-lirik cowok sekilas lah, dan naksir yang paling populer. Si cowok masih asyik di dunianya sendiri. Berjam-jam nonton porno di warnet dan game online (musim itu belum ada wifi). Hingga tiba waktunya kelulusan SMA. Mereka lulus bersama, si cewek adalah manusia ambisius dan pandai. Si cowok sangat suka mengganggu si cewek, seperti ketika mereka masih kecil dulu. Tanpa sadar apa yang dirasakannya. Hingga saat itu, ketika hari kelulusan, orangtua si cewek tidak datang. Padahal si cewek mendapat penghargaan. Berbeda dengan dirinya yang selalu dikuntit orangtuanya kemana-mana. Ia tahu bahwa temannya itu sedang sedih. Tapi senyum yang lebar selalu terpatri di wajahnya. Sadarlah si cowok bahwa dia sangat mengagumi si cewek. Dan sebentar lagi mereka akan berpisah.

Untungnya mereka bertemu lagi di Universitas yang sama. Namun kini mereka sibuk mengurusi tugas kuliah. dan lagi mereka masih berteman. Mereka pun punya pacar masing-masing. Tapi hubungan tidak berjalan baik hingga akhirnya putus.

Nggak sengaja lagi iseng chat facebook, ketemu chat teman lama. Saling chat deh akhirnya, tiap malam mengusir sepi. Ummm.... melalui percakapan singkat. Finally, mereka jadian.

Ada satu hal yang selalu membuat si cewek ragu. Apa benar mantan temannya yang sudah jadi pacarnya ini sayang padanya? Sesungguhnya si cewek tidak pernah tahu, bahwa temannya ini sudah memendam perasaan sejak dulu. Si cewek jadi ragu untuk mengenalkan si cowok sebagai pacarnya, Si cowok sendiri merasa terkucilkan dengan hal itu.  Mereka tidak lagi saling terbuka satu sama lain. Satu-satunya jalan yang terpikirkan adalah putus. Kembali lagi ke masa ketika mereka berpisah dan sibuk. Seperti itulah saat ini. Tidak ada lagi chat, SMS-an, teleponan sekedar say halo.

Hingga tiba masa itu, ketika si cewek hampir lulus kuliah dan sedang mengurus skripsi pontang-panting. Ia bertemu lagi dengan teman lamanya. Mereka telah dirubah dan dirusak waktu. Si cowok memberi saran bahwa mereka harus bicara. Ia minta maaf dengan tulus. Si cewek senyum saja tanpa memberi kepastian. Ia terlalu sibuk saat itu.

Saat kepastian sudah hilang dan tak ada lagi yang ingat bagaimana persisnya, melainkan hanya adegan dan siluet saja maka itu sudah menjadi kenangan. Si cewek tersenyum simpul ketika membuka-buka album lamanya. Begitu banyak waktu yang telah terlewati. Ia kini telah berumur 26 tahun.

Dengan gaun putih lembut, ia melangkah pelan ke sebuah mesjid. Suasana haru-biru sangat terasa. Ini adalah hari bahagia baginya dan teman terkasihnya.

"Saya terima nikahnya Nina binti Abdul Qodir dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"
"Bagaimana? Sah?"
"Sah!Sah!"

Si cewek dan si cowok tersenyum simpul. Si cewek sungguh bahagia melihat teman terkasihnya akhirnya menikah. Ia tersenyum kepada kedua mempelai. Lelaki disamping si cewek juga tersenyum simpul.

"Sebenarnya ini kondangan siapa sih Yang?" tanyanya pada si cewek. Si cewek tersenyum.
"Ini kondangan teman dan orang yang bersejarah dalam hidup aku........!"

Diantara tawa, canda dan tangis yang telah mereka lewati, mereka memilih zona pertemanan. Kita untuk selamanya menjadi teman. Yah.... si cewek memutuskan untuk tidak menepati janji pada temannya. Dia memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya dan pergi jauh. Apakah zona pertemanan lebih baik? Ya, menurut dia itu lebih baik.

Dan ketika kamu tidak dapat memutar kembali keadaan seperti semula, maka kamu ditantang untuk berubah. Bagaimana dengan Anda?

Semoga bermanfaat.



Wednesday, 22 April 2015

Pria vs Wanita, Beda Spesies Tapi Saling Membutuhkan



Hello again bloggers.....

Satu hari nggak posting apa-apa rasanya tangan gatel banget. Bagaimana kalau kita memulai dengan pria dan wanita. Kutub utara dan kutub selatan yang daya tariknya sangat kuat (gara-gara Fisika ini).

Ya... dulu-dulu tempo masih SMA dan kuliah, tiap hari baik teman cewek ataupun cowok bejimbun mendatangi saya. Yah, curhat masalah yang nggak jauh-jauh amat. Mayoritas sih, tentang kisah asmara mereka. Yah..... nggak tahulah kenapa mereka itu kok cerita sama saya dan minta saran. orang saya sendiri pengalaman tentang asmara juga masih minim sekali (yang jelas masih kalahlah dibanding mereka, ya rata-rata penganut sistem extreme steady, istilah yang saya bikin sendiri sih).

Mayoritas sih pertanyaannya sederhana. Kalau di statistikkan sih mungkin 6 dari 10 orang, selalu bermasalah dengan 'menyesuaikan diri' dengan pacarnya. Mereka selalu bilang 'pacaran itu nggak mudah Bi (nama saya), lebih banyak makan hatinya. Saya sih senyum aja, dalam hati sih saya juga setuju banget. Saya juga belum lama putus waktu itu (curhat deh!).

Teman cowok saya sebut aja namanya Roni, sering cerita, kalau mereka benar-benar kewalahan menghadapi ceweknya. Mesti teraktir makan, temanin belanja, yang paling nyebelin sih bukan itu kata dia, yang paling nyebelin itu cewek cuma ngajak keliling-keliling suruh bawa barang. Padahal saat itu dia ada keperluan juga. Pengen juga jalan sendiri. Pokoknya dia benar geram... kenapa sih cewek tu kalau belanja udah kayak lupa dunia?

Kadang sekali waktu, ketika Roni menemukan waktu sendiri, ingin main bareng teman. Pokoknya me time lah. Tapi pacarnya nelpon terus, tanya dimana? lagi apa? ada waktu nggak? padahal barusan lima jam yang lalu ketemu. Pokoknya mengganggu banget lah. Entah kenapa dia jadi bohong deh. Bilang 'lagi ngantar Mama ke kondangan'. Pertamanya sih agak merasa bersalah, tapi 'lama-kelamaan jadi jurus jitu untuk menghindari sang pacar.

Lain lagi teman cewek saya sebut saja Anggun. Dia selalu bawaannya curiga mulu sama pacarnya. Dia selalu marah-marah nggak jelas kalau pacarnya nggak SMS atau telepon. Khawatir kalau si doi selingkuhlah. Padahal setahuku, tadi malam baru juga pergi bareng. Paginya sudah kumat aja curhatnya.

Sebenarnya buat dua kasus diatas saya selalu punya pertanyaan yang tidak pernah bisa saya ungkapkan. Soalnya orang yang bawaannya curhat ke saya tu, nggak bisa dipotong. Sekalinya berhenti dan minta saran, mata melasnya seakan ngomong 'tolong bela aku dong please'! Jadi pertanyaan ini nggak pernah bisa aku tanyakan.

Oke guys, pertanyaan pertama......


  1. KENAPA KAMU BISA SAYANG SAMA ORANG YANG KAMU CERITAKAN TADI?
  2. DARI SEKIAN BANYAK JAWABAN KAMU TENTANG SEBABNYA, PERNAH NGGAK SIH KAMU INGAT SEMUA ITU KETIKA DIA BERSIKAP 'MULAI ANEH' (MERUJUK KE PERSOALAN DIATAS)?
  3. KENAPA KAMU SUKA BANGET MAIN BOLA, NONTON KARTUN JEPANG YANG ANEH, GAME ONLINE, FILM ACTION, NONTON PORNO, ATAU KETIKA ADA CEWEK KAMU MALAH MELIRIK CEWEK YANG LEBIH SEKSI TERANG-TERANGAN DISAMPING PACARMU? (ini khusus cowok pada umumnya, coba dipikir-pikir lagi. Jawaban yang TOP sih biasanya pengaruh HORMON).
  4. KENAPA CEWEK SUKA BELANJA, SEGALA URUSAN TAWAR-MENAWAR, PEMBOROSAN, DANDAN HABIS-HABISAN, SELALU NGAMBEK NGGAK JELAS, SUKA PERHATIAN YANG BERLEBIHAN, BAWAANNYA CURIGAAN MULU, DAN NGGAK PERNAH BERI WAKTU BUAT SI DIA SENDIRI? (ini khusus cewek pada umumnya, jawaban yang TOP sih biasanya pengaruh HORMON).
  5. KENAPA SIH WAKTU KAMU BUTUH WAKTU SENDIRI, KAMU NGGAK NGOMONG JUJUR AJA KE PASANGAN KAMU? 
  6. KENAPA SIH KAMU NGGAK PERCAYAAN SAMA PASANGAN? APA PERNAH LIHAT LANGSUNG? BUKAN HANYA GOSIP DARI MULUT KE MULUT KAN?
Yah..... pertanyaan ini bukan buat para playboy dan playgirl. Tapi buat kalian yang selalu putus sia-sia karena salah paham. Selama pacaran itu selalu ada tiga keadaan primer.

  1. KEADAAN YANG BISA DIMENGERTI.
  2. KEADAAN YANG TIDAK BISA DIMENGERTI.
  3. KEADAAN YANG SALAH DIMENGERTI.
Ketika saya menulis postingan ini saya memikirkan keadaan nomor tiga (pengalaman pribadi). Saya juga bukanlah orang yang memiliki hubungan asmara yang langgeng. Ini pengalaman dan personal opinion saya saja. 'Cinta tidak pernah berubah, tapi orang yang selalu berubah'. Ciye.....

Mari sama-sama kita jawab dalam hati. Kalau kita ada di keadaan ketiga, nggak ada salahnya. Masih bisa diperbaiki.

Semoga bermanfaat.


Monday, 20 April 2015

Film Kontroversial Itu Biasa



Aslinya hollywood memang gitu. mereka sangat identik dengan kontroversial. Konsumen film di dunia itu ibarat anak kecil, semakin dilarang ya semakin aja ingin dilakukan. Sensasi dulu baru dongkrak popularitas, istilahnya begitu. Yah...... kalau diributkan pasti ada sesuatulah......

Sebenarnya bukan cuma hollywood sih, di India ada film baru juga yang main Amier Khan. Kalau mau streaming silahkan aja di www.filmbagus21.com judulnya PK. Kisahnya tentang seorang alien yang sedang menanyakan keberadaan Tuhan (saya sendiri belum nonton) tapi film ini laku keras di India. Jadi bukan cuma Fifty Shades aja.

Kata aku sih nggak ada salahnya. postingan aku sebelumnya juga seperti itu. Kalau lihat di tempat streaming tu, yang terbanyak dilihat malah film yang model 'buka dikit jos'. urutan dua tuh romance, mengingat sebagian besar penduduk dunia wanita adalah pencinta romance (separuhnya para banci juga). Lihat aja di TV, drama korea zaman jebot diputar ulang, di twitter masih pada rame berkicau.

Personal opinion aku sih, industri drama di Korea mulai lesu. Ide-idenya kebanyakan sudah diulang dan mulai basi. Romance nya juga mulai aneh. Kalau industri filmnya sih, kebanyakan semi porno. Aku kadang aneh, bahkan kadang ceritanya itu lebih erotis dari film barat. Aktor dan aktrisnya juga nggak mendalami. Ide ceritanya juga biasa. sebut saja The Concubine, The Housemaid, Everybody has Secret, Changing Partnert, Venus Talk, dan Frozen Flower. semua film ini tidak cocok ditonton untuk anak dibawah 17 tahun.

Katakanlah Jepang, ide ceritanya biasanya bagus, tapi eksekusi aktingnya jelek banget. aku juga nggak ngerti apakah karena manga terkenal disana, jadi latarnya sering pake effect yang aneh. nggak natural. Kata temanku, disana paling terkenal di asia yang namanya bintang pornonya. Dia sendiri paling muak kalau nonton porn punya Jepang. Kebanyakan abuse dan hubungan antara pria dan wanitanya nggak balance dan nggak natural (aku sendiri nggak paham).

Kayaknya bakal jadi eranya hollywood lagi ini. Bisa saja sih. Jarang sekali aku menonton film yang bisa menggabungkan pembenaran dalam kesalahan seperti apa yang dilakukan Christian Grey ke Anna. Ide yang tidak biasa. 

Jadi aku pikir kontroversial, itu biasa. yang penting itu kualitas. Sasarannya jelas, kultur yang ditunjukkan benar atau tidak, biar  masyarakat yang memutuskan.

Semoga bermanfaat...........

Anastasia Steel juga gadis normal


Hmmmm..... kangen banget sama you all Guys......
Postingan kali ini masih tentang Fifty Shades of Grey, Hehehe.....sebenarnya Anastasia Steel itu asalnya dari spesies perempuan biasa yang sedang jatuh cinta kok..... What??????

Perempuan yang pada umumnya aslinya begitulah tingkahnya kalau sedang jatuh cinta. Ya BLIND dan BLANK. Jadi gila HP, gila dandan, gila semuanya......

Itu sebenarnya yang terjadi. yang pasti si cewek ingin tampil cantik di depan gebetannya. Setomboi apapun dia, selugu atau senaif apapun, apa lagi tipe cewek Mall, nggak usah ditanya. Udah cantik dengan kesalon tiap minggu, kemudian menjadi tiga hari sekali.

Kebanyakan cowok selalu bingung dengan pernyataan cewek yang serba 'majas'. kalau nonton stand up comedy nya Raditya Dika, pasti tahu maksudnya. Bukannya harusnya cowok-cowok harus pakai logika, maka kalau dilogikakan selalu berhubungan dengan 'antonim'

Kalau cewek pas marah semua kata-katanya adalah lawan kata. seperti kalau ditanya, jawabannya 'aku nggak apa-apa' itu biasanya sebenarnya 'ada sesuatu yang sedang terjadi'. jadi yah, jangan terlalu banyak dikorek-korek lagi. itu batas keras. 

Faktanya cewek itu matre, ya..... sebenarnya wajar dalam batas-batas tertentu. ada tiga jenis cewek dalam katagori ini yaitu cewek biasa, cewek mall, dan cewek tangguh. kalau cewek biasa kebanyakan suka sesuatu yang biasa saja dan cukup puas dengan apa yang diberikan pasangannya. kalau cewek mall ya tahu sendiri, garis kerasnya adalah pantang banget dapat cowok yang nggak bisa ngajak dia ke tempat elit. sedangkan cewek tangguh kebanyakan adalah cewek yang berperilaku mandiri dan jangan memperlakukan dia berlebihan dengan uang....

Saya pernah  mewawancarai salah satu teman saya sebut saja Mita namanya. Dia tipe cewek pekerja keras, cerdas tapi sangat lembut. selama era SMA saya sangat kagum padanya. Kami pernah mendiskusikan tentang hal kematrean perempuan. menurut dia, itu hal wajar karena perempuan cenderung memerlukan rasa 'aman' dalam hidupnya. kalangan perempuan cenderung mendedikasikan hidupnya lebih ekstra kepada pasangannya dengan sebaik-baiknya. namun dia sendiri memiliki memiliki prinsip 'aku mengerti, tapi aku bukan salah satu diantaranya'. Kadang ia merasa lelaki yang terlalu berlebihan dalam memberikan materi, membuat dirinya benar-benar terbebani. Di suatu hari mungkin juga dia berpikir terlalu merendahkan dia.

Jadi boys..... tipe cewek seperti apa pasanganmu?

semoga bermanfaat.

Sunday, 19 April 2015

Bidan kasihan juga : antara tugas dan uang



Yah.... hari panas lagi. Pulang kampus, sepupu saya menelpon minta ditemani ke suatu tempat. masih disini-sini aja sih. katanya ada keperluan. Daripada dia sendiri, lebih baik saya ikut saja. katanya di kos-kosan anak kebidanan 'khusus' saya tak mengerti maksudnya. tapi saya ikuti saja dari pada benjol.

Nyampai disana, ternyata banyak orang yang mengantri. Rata-rata sih remaja putri mungkin SMA dan yang lainnya mungkin mahasiswa dari gayanya. Sepupu saya langsung ke kamar mandi. Jadi tinggalah saya sendiri saja diluar menunggu.

Tiba-tiba cewek disamping saya menangis. Sontak saya kagetlah. ngapain ini anak? Ada cowok disampingnya yang masih berondong sekali. ini anak-anak ada apa sih? saya bingung juga. mana sepupu saya tidak kelar-kelar urusannya di kamar mandi.

"Ish.... Kakak lamanya......," akhirnya sepupuku datang juga. baguslah.
"Ini tempat apa sih Kak?" tanyaku polos
"Ish..... ini kosan bidan khusus."
"Apaan itu?"
"Spesialis itu tuh...... ngejatuhin yang ada di perut......."
"Jadi Kakak juga?" aku bertanya serius. karena sepupuku jelas belum menikah dan masih kuliah.
"Nggaklah..... Kakak cuma minta pil KB doang kok.......!
"What?????" ampun deh. nggak dua kali temanin sepupu saya ini kesini. 

Cerminan anak zaman sekarang apa kayak begini ya zaman sekarang. Kasihan sama apa yang ada di perut tidak bersalah. Pakai alat kontrasepsi juga berbahaya buat orang yang belum pernah hamil. soalnya membuat kandungan kering.

Hati-hati ya!!!!!! semoga bermanfaat.

My Father is No Kidding: hukum terbolak-balik


“Ayah...............!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Suara Liani terdengar menggelegar ke seluruh ruangan. Bahkan ke seluruh rumah mulai dari halaman depan sampai ke belakang. Mungkin juga suaranya terdengar sampai ke tetangga. Melihat rumahnya tipe 21 alias rumah RSSS a.k.a Rumah Sangat Sederhana Sekali.
Liani geram. Maskara murah di meja rias tak sengaja disenggolnya dan tumpah. Dia semakin kesal, kakinya melangkah ke seluruh ruangan mencari keberadaan ayahnya.
“Ayah........!!! Ayah.........!!!” teriaknya semakin keras.
Tiba-tiba ayahnya keluar dari kamar mandi. Pak Rusman, sibuk memegangi perutnya. Dari raut mukanya, kelihatan sangat lega.
“Ada apa Sayang?” jawabnya ketika Liani menemukannya. Tepat setelah ayahnya keluar. Di depan pintu kamar mandi.
“Bilang sama Liani, uangnya kemana?” tanya Liani kesal. Ayahnya cuma balas nyengir kuda.
“Dipakai mediasi* buat klien,” jawab ayahnya singkat.
“Ayah......!!!!” teriak Liani lagi. Pak Rusman menutup telinga.
“Iya, Ayah tahu. Nanti Ayah ganti.”
“Ayah nggak mungkin bisa ganti itu. Sudah berapa duit yang ayah ambil dari Liani, nggak ada yang pernah dikembalikan! Padahal uang itu kan buat beli tas gucci,” ujar Liani kesal.
“Seberapa penting sih tas gucci itu? Ini persoalan kasus nenek tua yang sudah bau tanah mencuri buah pear di rumah tetangganya untuk cucunya umur lima tahun. Masa kamu tega si nenek dipenjara?” ungkap Pak Rusman.

Liani terdiam beberapa saat. Ayahnya mengira dia telah sadar dan berpikir. Ternyata diluar dugaan dia mengeluarkan bantahan keras.
“Ayah juga terlibat kasus pencurian. Berdasarkan pasal 362 KUHP: Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak sembilan ratus rupiah,ujar Liani menunggingkan senyum kemenangan.
“Anak kemarin sore mau melawan Ayah rupanya,” Pak Rusman berkata sambil tersenyum.
“Ayah harus berani melawan anak kemarin sore kayak aku!” ujar Liani masih dengan senyum anehnya.
“Oke ayah balas. Jangan lupa dengan norma hukum Das Sollen* dapat menjadi Das Sein**, hukum yang semula merupakan harga mati dapat menjadi hidup. Semua tergantung keadaan si tersangka dan kebijakan aparatur negara yang menangani perkara pidana. Lagipula kamu dalam posisi keluarga dekat, dapat digunakan metode Alternatif Dispute Resolution yaitu penyelesaian kesepakatan untuk mufakat. Tidak perlu repot-repot ke pengadilan. Lagian mana mungkin putriku mau aku dipenjara,” balas Pak Rusman membuat Liani mati kutu. Pak Rusman membelai kepala Liani dengan sayangnya.
“Sabar yah! Lagian kamu harus mengalah dalam perdebatan kali ini, soalnya ayah mau berangkat ke kantor. Ini sudah pukul 09.00, bukannya hari ini kamu akan mengambil sumpah advokat di pengadilan tinggi?” tanya ayahnya balik. Liani tampaknya sangat terkejut. Dia berlari tergesa-gesa menuju ke kamarnya. Dia tidak menyadari ayahnya telah pergi.
“Ayah! Jasku yang ayah setrika kemarin kemana?” tanya Liani berteriak sendiri mengobrak-ngabrik lemari pakaiannya.

* Das Sollen: istilah hukum yang menyatakan bahwa hukum itu pasif dan bersifat teori.
**Das Sein: istilah hukum yang menyatakan bahwa hukum tergantung pada keadaan dan tidak pasif, melainkan aktif. Serta tidak teori melainkan praktek


 


Pintu kamar terbuka. Rupanya Adam Risky, partner sekaligus murid ayahnya masuk. Dia dan Liani adalah teman sedari ingusan.
“Ayahmu sudah pergi. Ini jasnya!” kata Adam menyerahkan jas itu kepada Liani.
“Makasih ya Dam, aku mau ganti baju. Bisa tolong menghadap ke belakang?” Adam menghadap ke belakang sambil tersipu malu.
“Owh ya Dam, nanti aku nebeng kamu ya! Soalnya ayahku pasti pakai motorku ke kantor!” kata Liani sambil masih asyik ganti baju. Adam mengangguk saja. Karena tidak saling berhadapan Liani tidak melihat anggukan itu.
“Mau nggak Dam?” ulangnya.
“Iya.......... Lia!” Adam menyetujui setengah berteriak. Lia tersenyum.
“Thanks ya Dam!”
_____________
Kantor Pengadilan Tinggi Surabaya.
Liani sudah siap dengan jas hitam dan map kuning motif batik yang berisi sumpah advokat. Raut wajahnya sangat tegang, karena perjuangannya selama tiga tahun ini, dari ujian advokat sampai magang dua tahun di kantor ayahnya. Meskipun magang di kantor ayahnya, tidak lantas memudahkan Liani. Ayahnya tidak pernah memberikan korting pekerjaan padanya. Terkadang Liani malah bekerja di luar batas. Dia pernah tidak tidur selama dua hari dua malam untuk mencari bukti kasus pencurian sandal polisi. Kadang dia merasa ayahnya adalah orang di luar batas kewajaran. Memikirkan semua hal itu membuat dirinya semakin dongkol saja.
“Liani!” panggil seseorang membuyarkan lamunan panjang tentang perjuangannya. Ternyata Adam yang memanggilnya.
“Semoga sukses ya!!!” ujarnya sambil melempar snack coklat ke arah Liani.
“Nggak heran kalau aku nggak bisa diet. Kamu selalu ngasihin aku cemilan!” ujar Liani ke Adam. Adam tersenyum.
Adam adalah seorang pria umur 27 tahun yang sudah ikut ayahnya sedari kecil. Adam sebenarnya tampan. Wajahnya agak cina, matanya yang sipit dilapisi kacamata menandakan ia seorang yang pandai. Dan ternyata memang begitu. Namun Adam bukanlah tipe cowok playboy, malah cenderung kaku dengan orang yang belum dikenalnya. Tidak heran di usia yang matang, dia belum juga memiliki pacar.
Adam telah berlalu, meninggalkan Liani dengan senyuman khasnya. Liani melangkah masuk ke dalam pengadilan tinggi, sambil menyapu pandangannya ke sekeliling. Rata-rata setiap orang datang bersama anggota keluarganya. Ada sedikit terbesit rasa iri di hatinya. Namun ditepisnya jauh-jauh. Fokus Liani!
Akhirnya Liani sibuk membetulkan dandanannya sambil duduk di sebuah kursi. Ia juga sibuk membetulkan roknya yang lumayan pendek, sampai tiba-tiba seseorang datang dan menyapanya.
“Loh, Nak Liani kan?” suara itu terdengar familiar di telinga Liani. Liani mendongakkan kepalanya. Terkejut melihat sosok yang dikaguminya sejak kuliah dulu. Beliau adalah Prof. Dr. Suryoto, SH, MH.
“Wah iya, Prof. Suryo,” Jawab Liani mengkonfirmasi. Prof. Suryo tersenyum.
“Akan disumpah juga hari ini?” tanya Prof. Suryo lagi.
“Iya Pak!” jawab Liani tersipu malu.
“Wah, Bapak ucapkan selamat! Bapak akan menjadi saksi bakat-bakat baru dalam bidang hukum, oh iya, bagaimana kabar ayahmu?” tanya beliau. Memang ayah Liani dan Prof. Suryoto pernah bekerja di pengadilan tinggi. Ayah Liani dulunya seorang jaksa. Namun tidak tahu apa sebabnya beliau mengundurkan diri.
“Iya, ayah baik-baik saja!” kata Liani tersenyum, begitu pun Prof. Suryoto. Beliau segera mohon diri dan masuk ke dalam ruang pengadilan.
Liani sedikit deg-degan karena Prof. Suryoto akan menjadi salah satu saksi sumpahnya. Ia sendiri sudah sangat akrab dengan beliau sejak masih kuliah. Dia pernah satu tahun menjadi asisten Prof Suryoto. Belakangan ada kabar terdengar, beliau berhenti jadi dosen dan sekarang telah menjadi hakim di pengadilan tinggi Surabaya.
Dia bergegas ingin masuk ke dalam ruang pengadilan, tidak sadar melihat orang yang berbisik-bisik di belakangnya. Lama-kelamaan ia merasa ada yang tidak beres dengan dirinya. Sehingga ia menengok kebelakang, meraba roknya, dan mendapati sesuatu tertempel di rok pendeknya itu. ternyata itu adalah secarik kertas yang tertulis.
JANGAN PAKAI ROK TERLALU PENDEK, YANG BAHKAN MEMPERLIHATKAN APA YANG ADA DALAM ISI ROK. CAMKAN ITU PUTRIKU!!!
AYAH.
            Setelah membaca tulisan itu, Liani sangat geram bukan kepalang. Rasa-rasanya ingin sekali ia berteriak sekeras-kerasnya memanggil ayahnya. Namun ia tidak bisa karena acara pengambilan sumpah advokat akan segera dimulai. Hanya senyuman getir yang diberikannya terhadap orang di sekitar yang telah melihat kertas itu sedari tadi.
______________
“Apa itu tidak keterlaluan Bos?” tanya Adam kepada ayah Lani.
“Biar saja Dam, biar anak itu kapok pakai rok pendek. Sekarang sedang marak kasus pelecehan seksual,” Pak Rusman beralasan. Adam hanya mengangguk.
“Kamu akan mengerti setelah memiliki anak. Apalagi anak perempuan, sangat sulit menjaganya. Liani memang tidak cantik, tapi dia pandai bergaul dan baik,” lanjut Pak Rusman lagi.
“Owh ya Dam, tolong periksa berkas kasus Haryono untukku. Ada kasus sama yang aku tangani sekarang. Terus jangan lupa atur pertemuan dengan Nenek Badriah!” Perintah Pak Rusman pada Adam.
“Segera saya laksanakan Pak!” ujar Adam segera mengerjakan pekerjaannya.
Pak Rusman sibuk membersihkan mejanya. Tanpa sengaja dia melihat bingkai foto di salah satu sisi meja kerjanya. Tampak disana Pak Rusman muda berfoto bersama seorang pria seusianya.
“Dam!” panggilan ditujukan ke Adam.
“Ada apa Pak?”
“Coba kesini sebentar!”
Adam berjalan menuju Pak Rusman. Pak Rusman menunjukkan bingkai foto yang ada di tangannya. Adam melihat benda itu. raut mukanya kelihatan kurang baik.
“Ini semua salah bapak. Seharusnya bapak yang ada di pesawat itu, bukan ayahmu!” tampak penyesalan mendalam di mata orang tua ini. Adam tidak berkata apa-apa. Dia menatap foto yang ditunjukkan ayah Liani padanya. Di dalam foto itu ayah Liani dan ayahnya tersenyum sangat sumringah. Sejenak ia kembali ke kenangan masa kecilnya. Ketika ayahnya masih hidup. Waktu itu ia masih umur 10 tahun, tak ada seorang pun yang mengulurkan tangan untuk menolong ayahnya yang sedang kesulitan keuangan. Hanya ayah Liani yang menolong mereka.
Saat itu, Adam masih terlalu kecil untuk mengetahui segala kebenaran itu. Kebenaran dibalik kematian ayahnya yang mendadak di pesawat yang akan dinaiki oleh ayah Liani. Yah, saat itu, ayah Liani dan ayahnya adalah anggota relawan suatu organisasi independen yang bergerak di bidang pengawasan korupsi. Kematian mendadak ini, semuanya dapat ia yakini 100% adalah kamuflase pembesar-pembesar yang licik.
“Nggak apa-apa Bos! Aku yakin semua ini bukan salah Bos! Aku kerja dulu Bos! Oh iya, aku juga harus pergi ke pengadilan untuk mendengar amar sidang kasus Nona Septiana,” ujar Adam mengalihkan pembicaraan. Dia segera pergi meninggalkan kantor.
_____________
“......6. bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan bagian daripada tanggung jawab profesi saya sebagai seorang Advokat.”
Bait keenam dari sumpah advokat baru dikumandangkan. Di ruang sidang pengadilan negeri Surabaya, ada 20 orang advokat muda yang diambil sumpahnya hari ini. Salah satunya adalah Liani. Akhirnya selesai sudah perjalanan prosedur menjadi advokat yang sangat melelahkan dirinya. Untuk selanjutnya pikirannya menuju ke satu hal yaitu BELANJA.
Liani keluar dari pengadilan tinggi dengan gembira. Pelan saja, namun ia bersenandung. Dirinya tidak sabar segera menuju salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya. Namun tak ayal, dia segera memukul kepalanya sendiri.
“Uangku kan dipakai Ayah! Aku lupa lagi!” dia mulai berbicara sendiri. Diurungkannya niat untuk pergi ke pusat perbelanjaan. Dia akan segera pergi ke firma hukum ayahnya.
“Kemana Mbak?” tanya seorang supir metromini yang berhenti di depannya. Liani cukup terkejut.
“Ke Pasar Besar Pak....!” jawab Liani singkat. Metromini terus melaju ke tempat tujuan.
_____________
“Ayah harus kembaliin uang aku pokoknya! Itu uang hasil nulis aku Yah!” Liani menuntut uangnya kembali. Pak Rusman sibuk dengan berkas-berkasnya. Dia tidak menanggapi serius putrinya yang tampak sangat geram.
“Iya, nanti ayah ganti. Ayah nggak ingkar janji kok kali ini!” kata Pak Rusman berhenti sejenak bekerja lalu memandang putrinya. Liani semakin kesal saja.
“Ayah, 3 juta bukan uang kecil. Mau sampai kapan kita miskin begini? Ayah sangat kompeten sebagai seorang pengacara, kenapa kita mesti hidup begini?” Liani berkata dengan terus memegangi kepalanya, pusing dan muak dengan kehidupan ayahnya sebagai pengacara pro-bono. Ayahnya segera mendongakkan kepalanya. Lalu tersenyum sambil memegangi kedua bahu Liani pelan.
“Iya, nanti ayah ganti. Tapi jangan nangis dong!” ujar Pak Rusman menenangkan Liani.
“Siapa yang nangis?”
“Nah, itu air mata!”
Liani mendongak ke atas, memandangi langit-langit kantor. Dia pun segera membuka gorden jendela dekat dengan tempat duduk ayahnya, ternyata di luar turun hujan. Ia akhirnya mengerti asal dari ‘air mata’ tadi ternyata dari atas genteng.
“Wah, bocor lagi ini! Tolong ambil ember di dapur terus bantu ayah beresin kertas-kertas ini!” perintah Pak Rusman pada putrinya sambil menarik napas panjang.
“Ayah!!!!!!” Liani berteriak. Pak Rusman terlonjak kaget. Namun Liani tidak peduli. Ia tak dapat lagi menahan emosinya yang sudah mencapai ubun-ubun. Segera ditinggalkannya kantor. Ia mendengar ayahnya mengomelinya dari belakang.
“Advokat baru disumpah kok malas kerja, gara-gara tas. Lupa isi sumpah advokat bait keenam ya Nduk. Pantas Indonesia ini nggak bisa maju. Barusan disumpah kok lupa!!!!!”
Liani terus berjalan keluar, tak peduli hujan deras mengguyurnya. Ini memang bukan tipenya untuk berdiri di tengah hujan seperti ini. Namun dia terus berjalan, pergi ke halte bus yang tak jauh dari situ. Sepanjang jalan ia menangis. Ia menangis bukan karena tidak jadi membeli tas gucci, bahkan sebodo amat dengan tas itu.
Ia hanya muak dengan hidup ayahnya. Ia capek hidup seperti ini. Rumah kecil, kantor kecil, genteng bocor, semua itu membuatnya capek. Dia ingat sering diejek temannya karena selalu memakai pakaian bekas atau loakan. Ia muak dengan ayahnya. Muak dengan kebodohannya memilih menjadi pengacara pro-bono*. Muak dengan kemiskinan yang terus-menerus ada di keluarga kecilnya.
Ia lebih bersyukur jika ayahnya mengambil uang itu untuk memperbaiki kantor atau membeli barang-barang pribadi kebutuhannya sendiri. Ayahnya bahkan tidak pernah membeli baju lebaran selama 3 tahun terakhir. Kemeja yang dipakainya ke kantor sangat lusuh, kemeja yang baru dibelikan Liani bahkan diberikan pada klien. Liani sampai heran mengapa ada orang yang sebaik ayahnya.
Yang paling menyedihkan adalah kejadian tadi. Pak Rusman bahkan tidak mengejarnya keluar karena takut Liani akan melihat sepatunya yang sudah aus. Liani bahkan tidak ingat kapan ayahnya mengganti sepatunya. Itu yang membuatnya semakin marah, bahwa betapa banyak kekurangannya sebagai anak. Ayahnya adalah orang yang sangat baik, jujur, dan dermawan. Mengapa ia selalu marah?
Jawabannya adalah dia terlalu capek. Dulu ayahnya selalu menyekolahkannya di sekolah elit di kota Surabaya. Liani bukannya bangga, tapi merasa malu. Semua anak datang dengan mobil, punya mainan, dan baju bermerek. Sedangkan dia hidup dengan barang-barang bekas, berhemat dengan naik bus bersama Adam. Dia dikucilkan, dianggap sederajat dengan anak pembantu.

*Pro-bono: istilah untuk pengacara yang tidak mengutamakan profit atau kuntungan.

“Anak pengacara kok miskin!” itulah kata-kata yang sering Liani dengar dari mereka. Ia hanya dapat menangis, namun lama-kelamaan ia terbiasa dengan semua itu. Ia anak yang cukup kuat menahan sendiri. Ia merasa ayahnya tak perlu tahu apa yang terjadi dengannya di sekolah. Ia tahu ayahnya adalah pengacara yang baik. Justru itulah kesalahan ayahnya, dia terlalu baik.
Hujan semakin deras saja. Ia masih tergugu berusaha menahan isak tangis. Orang-orang di sekelilingnya memandangnya heran. Perlahan isak tangisnya mulai reda. Hingga bus jurusan Krian telah datang, Liani menaiki bus itu, masih dengan terhuyung, dia menghempaskan dirinya ke salah satu bangku. Ia hanya dapat melihat keluar jendela bus, masih ada titik-titik hujan yang mengalir. Seiring dengan derasnya air mata yang tak mau berhenti mengalir.
__________________
Rumah adalah yang terbaik. Liani berlari masuk. Ia telah basah kuyup. Rumah tampak sepi tak berpenghuni. Dia merogoh sakunya, mencari-cari keberadaan kunci rumah. Setelah mendapatkan kunci, ia terburu-buru masuk ke dalam rumah.
Tempat yang pertama ditujunya adalah kamarnya. Satu kesan yang dapat diucapkan, kamar itu sangat berantakan. Biasanya hanya ayahnya yang selalu membereskan. Dia pun segera keluar kamar menuju kamar mandi. Sekaligus mengganti bajunya yang basah kuyup.
Selesai mandi, ia ingin membaca majalah fashion yang baru dibelinya minggu lalu. Namun ia tidak dapat menemukannya dimana-mana. Tidak heran memang, melihat keadaan kamarnya yang ‘awut-awutan’. Yang bersih hanya lemari tempat koleksi tas dan sepatunya. Ia sendiri tidak mengerti mengapa ia begitu terobsesi dengan tas dan sepatu bermerek. Padahal ia jarang memakainya. Kebiasaannya yang gila belanja ini, tidak tahu sejak kapan munculnya. Bisa dibilang dia juga seorang shopaholic.
Bosan mencari majalah yang belum ketemu, dia menyalakan TV. Tampak OC Kaligis di televisi, sepertinya menangani kasus perceraian artis. Terpikir olehnya, kapan ayahnya bisa seperti itu.muncul di televisi dan mendapat bayaran yang besar dari kliennya.
Hampir setengah jam mencari majalah, akhirnya ia temukan juga. Ternyata majalah itu ada di kamar ayahnya, tepatnya diatas meja kerja. Liani baru ingat, kemarin sore ia disuruh mencari berkas Nenek Badriah. Ia membawa majalah itu bersamanya, karena ketika dipanggil ia sibuk membaca. Ditariknya majalah fashion itu sambil tersenyum sumringah. Namun ada satu buku dari meja kerja ayahnya terjatuh. Liani segera mengambil buku itu. Buku itu mirip jurnal harian. Mungkin diari ayahnya. Rasa isengnya segera menjalar. Dia membuka jurnal tersebut. ternyata ada foto lama ayahnya bersama seorang wanita yang tak dikenalnya.
“Siapa ini ya?” gumamnya sendiri pelan. Dia ingin membalik foto tersebut. Mungkin ada petunjuk yang tertulis dibelakang foto.
“Assalamu’alaikum!” seseoran tampaknya ada diluar. Matanya beralih ke foto itu, lalu dia menyimpannya kembali.
“Sebentar!” teriaknya dari dalam. Ia pun segera keluar dari kamar lalu membuka pintu depan.
“Cari siapa ya?” Liani bertanya.
“Bapak ada?” ujar lelaki yang ditaksirnya berumur 30 tahunan, dengan jas lengkap. Diluar juga ada sebuah mobil. Tampaknya orang kaya.
“Klien ya? Ayah lagi di kantor, langsung saja kesana!” ujar Liani.
“Bukan, kami dari kepolisian! Anda siapa?” bantah lelaki itu.
“Owh, saya Liani, putrinya Pak Rusman, ada apa ini ya?” Liani merasa Pak polisi ini tidak masuk di akal.
“Saya Ikhwan. Inspektur Ikhwan Nur Wahid. Ayah Anda terpidana kasus konspirasi pembunuhan di tahun 2001!” Inspektur itu menjelaskan semuanya.
“Tapi........ Ayah tidak mungkin....,” ucapan Liani terputus. Ia sangat terkejut dengan penuturan Inspektur Ikhwan.
“Baiklah, kami akan langsung ke kantor Beliau. Ini surat perintah kami. Mohon izinkan anak buah saya untuk memeriksa seluruh rumah ini!” Inspektur Ikhwan tegas. Para polisi berbondong-bondong masuk ke dalam rumah Liani. Liani masih tidak percaya apa yang terjadi. Ia terpuruk bersandar di dinding. Diambilnya handphone yang ada di dalam sakunya.
Tut....tut..... suara nada sambungan telepon. Liani cemas. Ayahnya belum juga menjawab.
“Halo.......,” suara diseberang jelas bukan suara ayah Liani. Suaranya jelas Adam.
“Ayah mana Dam?” tanya Liani cemas.
“A......nu...... entar........ ya........ masih ...... entar aku hubungin lagi,” Adam menutup telepon.
“Tunggu Dam.....!” Liani sudah kehilangan kesempatan untuk bicara. Ia bergegas memakai sepatunya dan pergi ke firma hukum ayahnya. Hatinya berdegup keras masih tak percaya. Sepanjang perjalanan, pikirannya diliputi dengan memori-memori bersama ayahnya.
__________________
Firma hukum ayah Liani, pukul 14.00.
Liani sangat terkejut melihat ayahnya sudah berada di dalam mobil polisi. Diketuk-ketuknya kaca mobil polisi. Seorang petugas membuka kaca jendela mobil.
“Ayah........! Ayah.......!” Liani memanggil ayahnya. Tatapan matanya sayu, seakan ingin berkata sesuatu. Beliau menatap Liani dalam. Ayahnya hanya mengangguk saja tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mobil polisi segera melaju. Meninggalkan Liani yang masih terpuruk. Isak tangisnya mulai terdengar. Adam menghampirinya.
“Sabar Lia, nanti kita cari jalan keluar yang tepat untuk menghadapi semua ini,” ujar Adam berusaha menenangkan Liani.
“Tapi ayah...... tidak mungkin kan Dam?” tanya Liani diselingi isak tangis yang dalam.
“Tentu saja Pak Rusman bukan orang seperti itu, kamu harus percaya,” Adam mengguncang bahu Liani.
Dan disinilah mereka, di ruangan ayah Liani. Liani, Adam dan 4 karyawan lainnya. Mereka mulai membahas masalah yang terjadi. Adam memberi  Liani artikel 12 tahun yang lalu. Kasus konspirasi meninggalnya seorang relawan yang sangat heboh di tahun itu. bahkan hingga sekarang kejadian itu masih janggal karena belum terselesaikan sampai hari ini.
Relawan itu bernama Adi Setiawan. Orang ini sangat terkenal di tahun itu. dia adalah pelopor yang menentang orde baru dan sangat penuh percaya diri mengungkapkan kasus-kasus yang terjadi di tahun 1998. Ketika berangkat ke Belanda untuk konferensi disana, tiba-tiba saja sang relawan tewas di dalam pesawat. Berdasarkan hasil autopsi ditemukan sianida di perutnya. Kala itu hakim memutuskan bahwa yang bersalah adalah pilot dan seorang pramugari.
“Ini jelas kebohongan publik,” ujar Adam. Liani masih merenung. Dibacanya artikel itu dengan seksama.
“Kita tidak cukup bukti, kita harus mendapatkan bukti yang lebih kuat,” Liani terdengar putus asa.
“Ayo kita berbagi tugas,” Adam memberi perintah. “Kau dan aku akan memeriksa daftar orang-orang yang naik pesawat pada hari dan tanggal dimana sang relawan meninggal. Erin tolong ke rumah Bapak untuk mengawasi polisi disana. Mila dan Doni, tolong cari informasi dari polisi. Sedangkan Dedy, tolong tinggal di kantor untuk mengawasi polisi disini!” kata Adam tegas. 4 orang karyawan tadi yang diperintah Adam langsung bergegas. Seperti yang diduga Liani, Adam selalu dapat diandalkan.
“Terima kasih Dam,” Liani terdengar lesu. Adam tersenyum.
“Apapun yang terjadi nanti, aku mohon kamu bisa tegar. Ada satu hal yang belum aku bisa beritahu sekarang!” ungkap Adam. Ia menatap Liani tajam.
“Apa itu?” tanya Liani lagi.
“Belum saatnya. Nanti kalau tiba saatnya aku pasti akan beritahu semuanya. Apapun itu aku berharap, kamu tetap mempercayai ayahmu sampai akhir.” Adam tampak sangat serius.
_________________________
Liani mulai memeriksa daftar seluruh penumpang pesawat yang sangat susah payah didapatkannya. Dia dan Adam benar-benar sangat serius. Seorang staf yang bernama Doni, tergopoh-gopoh datang.
“Gawat Mbak, Mas......,” katanya panik. Wajahnya pucat pasi.
“Ada apa Don?” tanya Liani.
“Ba....pak..... Mbak..... tidak mau menerima pembelaan apa-apa!” Doni berkata masih dengan wajah pucat pasinya. Liani terkesima. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan ayahnya. Ia mendesah sendiri kesal dengan sikap ayahnya yang selalu mengorbankan dirinya dalam hal ini.
Adam masih memeriksa daftar penumpang dengan seksama. Ia mendapati satu nama yang sangat familiar bagi Liani.
“Ya, coba lihat ini!” Adam menunjukkan satu nama yang tidak asing. “Ini kan Prof. Suryoto!”
“Coba aku lihat dulu!” Liani merebut kertas dari Adam. “Aku akan menanyakan langsung ke Prof tentang hal ini!” lanjutnya lagi.
Liani setengah berlari menuju ke rumah Prof. Suryoto. Ia segera memanggil taksi. Sepanjang perjalanan, ia berusaha untuk tenang. Taksi telah mendarat mulus di kediaman Prof. Suryoto. Liani sendiri lumayan lama menjadi asisten beliau sehingga tahu betul jadwal Prof. Suryoto. Para pembantu beliau juga mengenal Liani dengan baik. Liani memencet bel yang ada di gerbang. Sesosok yang merupakan pembantu di rumah itu datang dan menyambut Liani.
“Mbak, aduh.... sudah lama tidak kemari. Ayo masuk Mbak!” si pembantu mempersilahkan masuk.
“Bapak ada... mau berangkat kebetulan tadi istirahat. Sekarang mau ke pengadilan,” ujar si pembantu. Tak berapa lama Prof. Suryoto muncul. Liani segera memberi salam.
“Prof.....!” Liani menunduk seperti biasa memberi hormat kepada mantan dosennya itu.
“Saya dengar ayahmu ditangkap polisi. Poor kid....!” nada suara itu tidak biasanya dikeluarkan Prof. Suryoto. Nada suara itu terdengar menyindir. Sepersekian detik Liani menyadari sesuatu yang janggal.
“Maaf Prof......,” kata Liani terdengar setengah heran. Ekspresi Prof. Suryoto juga berganti 180 derajat dari biasanya. Beliau tersenyum aneh, seperti mencibir perilaku Liani.
“Coba kesini Nak!” perintah Prof. Suryoto kepada Liani untuk mendekatinya. Prof. Suryoto merapatkan mulutnya ke telinga Liani sambil berbisik, “Ayahmu itu terlalu baik sekaligus terlalu bodoh, jangan mengikuti dia!”
Liani sangat terkejut dengan kata-kata Prof. Suryoto. Beliau sendiri langsung undur diri dengan senyum khasnya. Yah, senyuman yang selama ini belum pernah Liani lihat. Ia merasa sangat rendah. Tidak pernah sekali pun ia berpikir mengapa ayahnya mengundurkan diri sebagai jaksa dan memilih menjadi pengacara probono. Air matanya mulai menetes lagi. Seiring dengan rasa bersalah pada ayahnya yang menghantui.
Ia harus kuat untuk bertemu dengan ayahnya hari ini. Ia ingin medengar sendiri dari ayahnya apa yang sebenarnya yang terjadi. Benar-benar ia tidak ingin menjadi bulan-bulanan dan dibodoh-bodohi oleh orang-orang ini. Ia sudah muak dengan semua ini.
Sesampainya di lapas siang itu, ia mendapati Adam masih belum masuk ke dalam. Ia masih mematung di depan lapas sambil menatap gerbang lapas. Liani segera menghampiri Adam.
“Kok tidak masuk Dam?” tanya Liani penasaran. Adam hanya tertunduk lesu.
“Aku bukannya tidak mau masuk. Tapi petugas menitipkan ini untuk kita. Ini surat dari ayahmu. Aku sudah selesai membacanya. Sekarang giliran kamu!” kata Adam sambil menyerahkan surat itu. pelan saja Liani membuka surat berwarna putih itu. hatinya bergetar.
Liani dan Adam sayang,
Sekali lagi ayahmu ini minta maaf atas kekacauan yang telah ayah perbuat. Tolong kalian jangan terlalu khawatir. Apapun yang terjadi nanti, jangan coba-coba untuk memanggil siapapun untuk menolong ayah. Ini adalah hukuman ayah. Ayah mencelakai ayah Adam, Adi Setiawan yang merupakan teman baik ayah. Ibumu meninggal karena rasa bersalahnya terhadap orang tua Adam yang begitu besar. Hentikan mencari kambing hitam, tapi lihatlah pada ayahmu yang rendah ini. Ayah memiliki rasa bersalah yang terus menghantui dari orang-orang yang benar-benar ayah cintai. Dan seluruh rasa bersalah ini, sudah membuat ayah tidak pernah tenang tidur selama ini. Semua kesalahan ini akan ayah bawa sebagai dosa yang mungkin tidak dapat diampuni.
Kalian berdua hiduplah yang baik. Dan jangan kunjungi ayah lagi. Bahkan jika mereka menjatuhkan hukuman yang paling buruk, maka ayah sangat pantas untuk menerimanya.
Dari ayahmu.
Liani masih terisak-isak membaca surat dari ayahnya. Adam hanya bisa melihat Liani yang tampaknya sangat terpukul dengan pernyataan ayahnya.
“Ayah......!” suara Liani setengah tak terdengar. Ia menghampiri Adam, berlutut. Adam tampak terkejut melihat sikap Liani.
“Adam, aku.... minta maaf atas kesalahan ayahku. Aku tahu ini mungkin bukan dosa yang bisa kamu ampuni, tapi aku benar-benar bermohon,” Liani meminta maaf bersama isak tangisnya. Suaranya terdengar bergetar. Adam juga kemudian berlutut dan memeluk Liani. ia merasakan bagaimana air mata Liani mengalir ke bahunya hangat. Adam tidak berdaya. Ia sudah tahu semuanya dari awal. Dari awal pula, ia sudah memaafkan mereka semua.
Liani merasa bersalah kepada ayahnya karena ia merasa belum sempat berbakti. Pak Rusman dipenuhi rasa bersalah kepada orang tua Adam dan ibu Liani. Adam merasa bersalah karena bahkan tidak dapat membenci pembunuh ayahnya. Semua orang pasti memiliki rasa bersalah dalam hidupnya, rasa bersalah muncul setelah penyesalan. Penyesalan memang selalu datang dibelakang. Namun yang terpenting adalah kita ingin terus dihantui rasa bersalah atau segera membayarnya agar dapat memulai hidup lebih baik.

TAMAT

Sinopsis
Judul                           : My Father is No Kidding
Genre                          : Hukum, komedi.
Jumlah halaman           : 17 lembar

Liani, seorang gadis umur 25 tahun adalah seorang pengacara. Ia sangat membenci ayahnya Pak Rusman yang berhenti menjadi jaksa dan memilih menjadi pengacara probono yang miskin. Pak Rusman suka menolong dengan menangani kasus-kasus masyarakat menengah ke bawah tanpa meminta bayaran. Liani terkena imbasnya. Ayahnya terlalu sibuk memikirkan orang lain. Karena sejak kecil hidup serba kekurangan, Liani tumbuh menjadi ratu belanja saat memiliki uang. Ada juga Adam, anak teman sahabat ayah Liani yang sejak kecil sudah hidup bersama mereka. Suatu ketika ayah Liani ditangkap polisi karena terbukti melakukan pembunuhan berencana atas ayah Adam. Liani merasa bersalah kepada ayahnya karena ia merasa belum sempat berbakti. Pak Rusman dipenuhi rasa bersalah kepada orang tua Adam dan ibu Liani. Adam merasa bersalah karena bahkan tidak dapat membenci pembunuh ayahnya.