Sunday, 26 April 2015

Detektif Conan, Meningkatkan Kemampuan Analisis



Halo Readers....

Detektif Conan adalah komik genre kriminal misteri karya Aoyama Gosho. Meskipun nggak meneliti biografi Aoyama Gosho secara keseluruhan, namun menurut kasus-kasus dan nama sebagian tokoh di komik ini, sangat kelihatan bahwa penulisnya adalah penggemar Sir Arthur Conan Doyle (Sherlock Holmes) dan Agatha Christie.

Meskipun novel dan komik misteri sudah banyak muncul sebelum Detektif Conan (a.k.a Shinichi Kudo), plot yang unik dan kasus yang sederhana namun menarik, menjadi salah satu daya tarik yang tidak terelakkan. Sebelum Detektif Conan, ada juga detektif Kindaichi. Namun sekali lagi komik ini belum bisa selaris detektif Conan. Detektif Conan cukup mendunia dan telah diterjemahkan baik komik maupun serial dan filmnya ke berbagai bahasa. Bayangkan Detektif Conan selaris itu....... (kapan ya novelku bisa selaris itu?).

Kalau Anda adalah pemula dan benar-benar maniak misteri seperti saya, Anda belum afdhal kalau belum baca Serial Detektif Ini. Aku sendiri mengoleksi komiknya mulai dari volume 1 sampai volume 83. Dijamin otak-otak yang laload diajak bereksplorasi. Kasusnya sederhana saja, tidak terlalu panjang, kadang menggunakan kode angka dan kanji. Sangat cocok untuk mengasah kemampuan analisis Anda.

Kita diajak untuk menganalisis kasus pembunuhan (kecuali kasus Kaito Kid dan beberapa kasus sederhana), biasanya terjadi di suatu ruangan, biasanya juga di tempat terbuka. Setelah itu kita diarahkan untuk menganalisis tersangka, biasanya ada tiga tersangka utama. Ketiganya biasanya sama-sama punya dendam terhadap korban, tapi latar belakangnya berbeda-beda. Biasanya penulis juga akan menyiratkan berbagai petunjuk. Nah, disinilah saatnya kita menganalisis, siapa sih pelakunya. Dulu, waktu masih awal-awal baca Conan, aku sering meleset. Tapi sekarang rata-rata instingku benar. Maka terbuktilah pribahasa "Ala bisa karena biasa".

Sedih banget belakangan orang banyak yang bilang bahwa detektif Conan pemicu kekerasan anak. Meskipun memang sungguh disayangkan, memang ada kasus yang melibatkan anak membunuh temannya sendiri dengan menggunakan salah satu ilustrasi kasus Conan. Yah, disetiap karya yang melahirkan kelebihan luar biasa, pasti akan muncul juga yang namanya kekurangan.

Sekedar solusi alternatif aja sih, bagi orang tua, untuk mengawasi si kecil ketika menonton dan membaca ini. Aku sendiri baca dan nonton Conan dari masih SD, dan sejauh ini aku tidak pernah ada niat untuk mempraktikkan pembunuhan seperti itu, Karena di setiap episodenya selalu ada kesimpulan bahwa perbuatan itu tidak baik.

Meskipun sebagai seorang mahasiswi yang kuliah di pendidikan, aku tahu betul bahwa kebanyakan anak-anak lebih menyerap karakter buruk daripada karakter baik dalam film maupun bacaan. Tapi aku optimis, dengan bimbingan yang benar, anak-anak dapat menjadi orang yang lebih berkemampuan dalam menganalisis dan menyelesaikan masalah. Anak juga dapat belajar yang mana hal baik dan hal buruk.

See you next time! Semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment